Tidak Banyak Mengumbar Kata

Alkisah di Rusia abad 18, ada seorang pemberontak yang tertangkap oleh sang Raja. Lalu pemberontak itu pun mau digantung. Pas dia sudah berdiri di tiang gantungan, ternyata tanpa diketahui penyebabnya secara jelas dia terjatuh karena tali penggantungnya lepas. Menurut budaya yang berlaku di sana, jika sesorang yang akan dihukum gantung secara tidak sengaja terlepas, atau terjatuh maka dia terbebas dari hukuman gantung, mungkin anggapan mereka orang itu tidak pantas untuk digantung.

Akan tetapi, rupanya sang pemberontak ini gatal mulutnya, lalu dia memaki orang Rusia, bangsanya sendiri, katanya “…Di sini bahkan tidak ada orang yang bisa membuat tali dengan benar!!”

Kata-katanya ini lalu disampaikan ke sang Raja. Kata Raja “..Kalau begitu mari kita buktikan bahwa tidak seperti yang diomongkannya!”

Lalu, anda tahu sendiri akhirnya.

Orang ada yang bilang, kata-katamu adalah harimau-mu. Begitulah nasib orang malang tersebut. Menjadi korban mulutnya yang berkata-kata untuk hal yang tidak perlu.

Ada juga yang bilang , bahwa “silence is gold”, tapi mungkin bisa diterjemahkan juga sebagai kata-kata adalah emas. Dan jangan terlalu banyak mengumbar emas, karena akan turun harganya. Semakin kita banyak bicara, semakin turun “harga diri” kita. Karena segera akan tahu orang macam apa kita.  Dan kebanyakan manusia adalah seperti “Open book”. Siap dibaca oleh setiap orang. Mudah diterka. Mudah diketahui apa maunya.

Kalau kita ingin menjadi orang yang lebih berwibawa, sedikitlah berkata-kata. Banyak dari pejabat kelihatan sangat berwibawa, itu karena mereka “tidak terjamah”, sulit di capai, bahkan sulit dihubungi. Pernahkah orang biasa bisa bicara bebas dengan para raja? dengan presidennya tanpa di”atur” /protokoler pembicaraannya? Tidak.

To be powerful, bicaralah sedikit, pada saat yang perlu.

Tinggalkan komentar